Hubungan
bilateral Indonesia dan Australia terganggu akibat kasus penyadapan telepon
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh badan intelijen Australia. Pemerintah
Australia telah sekali lagi menolak untuk meminta maaf atas kasus tersebut.
Pemerintah Indonesia kemarin (20/11) mengumumkan keputusan untuk menurunkan
level hubungan diplomatik dengan Australia terkait skandal tersebut. Aksi yang
diambil Indonesia termasuk menghentikan kerja sama di bidang latihan militer
dan penampungan pengungsi. Sebelumnya Indonesia telah memanggil Duta Besar RI
di Australia untuk kembali ke tanah air pada Senin lalu. Hubungan kedua negara
kini anjlok hingga ke titik terendah dalam beberapa tahun terakhir.
Pemerintah
Indonesia pada awal bulan ini pernah meminta Australia memberikan penjelasan
mengenai penyadapan telepon, namun Australia gagal memberikan jawaban yang
memuaskan. Perdana Menteri Australia Tony Abbott Selasa lalu (19/11) mengatakan
tidak akan menyampaikan permintaan maaf kepada Indonesia sebab segala hal yang
dilakukan Australia adalah demi kepentingan negara.
Sikap keras
Australia tersebut mengundang amarah Indonesia. SBY menyatakan penyesalan atas
sikap Tony Abbott, dan menyebutkan hal ini dapat merusak hubungan kemitraan
strategis kedua negara, sehingga Indonesia akan mempertimbangkan kembali kerja
sama kedua negara. The Jakarta Post dalam kolom editorialnya menuduh Australia
tidak mempercayai negara tetangga. Kasus ini akan mengakibatkan memburuknya
hubungan persahabatan kedua negara. Perbaikan hubungan bilateral akan
tergantung pada sikap Australia.
Indonesia sejak
lama dipandang sebagai mitra strategis penting bagi Australia. Sementara,
Australia menyediakan bantuan ekonomi, teknologi dan kemanusiaan kepada
Indonesia. Pada tahun 2012-2013, Australia menyediakan bantuan fiskal sebesar
US$ 608 juta, atau meningkat 20 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya kepada
Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara telah meningkatkan kerja
sama di bidang politik, militer, ekonomi, keamanan dan maritim.
Sejak Tony
Abott menjabat Perdana Menteri Australia, hubungan Australia dengan Indonesia
terus terganggu terkait masalah penampungan pengungsi. Indonesia menyatakan
akan menghentikan kerja sama dengan Australia dalam urusan pengungsi sejak
terungkapnya skandal penyadapan telepon. Keputusan Indonesia itu merupakan
pukulan berat terhadap Australia yang berkeinginan mengurangi jumlah pengungsi
ke Australia melalui kerja sama dengan Indonesia.
Media Australia
berpendapat bahwa kasus penyadapan telepon menyangkut keamanan dan kepentingan
kedua negara. Jika masalah itu gagal ditangani secara bijaksana, maka pasti
akan mengakibatkan krisis kepercayaan antara pemimpin kedua negara. Media
Australia berpendapat bahwa kerja sama ekonomi antara kedua negara tidak akan
terputus hanya karena skandal tersebut. Perusahaan kedua negara menargetkan
imbalan maksimal ekonomi. Oleh karena itu investasi dan kerja sama antara
perusahaan negara Indonesia-Australia tidak akan terhenti.
Sumber : http://indonesian.cri.cn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar