Jumat, 02 November 2012

Jurnal 1 - Hasil Kajian



Review

Analisa Komparatif Antara Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Koperasi Kredit (KOPDIT)*)

*) Kajian Kelompok Peneliti tahun 2008.
Artikel diterima 9 April 2009, Peer review 22 April s.d. 8 Juni 2009, review akhir 7 Juli 2009
**) Peneliti pada Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK (tim peneliti)

Oleh : 
Riana Panggabean**)


IV. HASIL KAJIAN

4.1 Profil Responden KSP dan Kopdit

          Profil KSP dan kopdit dilihat dari (1) Jumlah anggota, (2) Jumlah nasabah, (3) Total Modal yang terdiri dari Modal sendiri dan modal luar, (4) Total asset dan (5) SHU. Hasil kajian menjelaskan bahwa jumlah rata-rata anggota pada 8 unit KSP responden sebanyak 1684 orang, Jumlah anggota terendah terdapat di Bali dan Jumlah anggota tertinggi terdapat di Jawa Barat. Sedangkan jumlah anggota 8 unit kopdit responden jauh lebih besar dibanding dengan jumlah anggota KSP yaitu sebanyak 7.039 atau empat kali lebih besar dari jumlah anggota KSP Jumlah anggota kopdit terbanyak terdapat di provinsi Sumut sebanyak 16.386 dan jumlah anggota terkecil terdapat di Jawa Barat.

          Total modal rata-rata 8 orang responden KSP sebanyak Rp. 2.805.757.795.25. Jumlah ini jika dibagi dengan banyaknya anggota maka rata-rata anggota memiliki modal sebanyak Rp. 166.612.695.679,.Total modal rata-rata terbanyak terdapat di provinsi Sumut sebanyak Rp. 7.323.261.761 dan jumlah modal terkecil terdapat di provinsi Kalimantan Barat sebesar Rp 222.071,017,-. Total modal rata-rata kopdit sebanyak Rp. 34.993.013.750,-. Total modal ini berasal dari anggota dan disalurkan untuk anggota. Total modal ini 10 kali lipat lebih besar dari total modal KSP. Jika dilihat dari jumlah anggota maka perbandingan jumlah anggota kopdit 4 kali lipat lebih besar dari jumlah anggota KSP. Kondisi ini menjelaskan bahwa modal kopdit berasal dari anggota dan dikembangkan untuk anggota.

         
         Struktur modal sendiri KSP rata-rata Rp. 2.447.078.337 dan modal luar Rp 358.670.458,25 dan modal luar Rp. 358.679.458,25. dan jumlah modal yang berasal dari pemerintah sebesar Rp. 407.871.625,- sedangkan modal kopdit hanya modal sendiri dan modal ini semuanya berasal dari anggota.

        Total asset rata-rata KSP Rp. 2.752.842.596.75,- terbesar terdapat pada KSP di provinsi Bali sebesar Rp 5.865.340.471,- sedangkan total asset terkecil terdapat di provinsi Kalimantan Barat sebesar Rp 370.691.950 dibanding dengan total asset kopdit ternyata total asset kopdit jauh lebih besar yaitu sebesar Rp 25.549.819593.50 atau 10,7 kali lipat jauh lebih besar.

          Total rata-rata SHU sebesar Rp. 145.471.075.50,- jauh lebih kecil dibanding dengan SHU kopdit sebesar Rp. 1.734.875.807,-. Dari indikator-indikator profil koperasi dan kopdit di atas ternyata nilai indikator kopdit jauh lebih baik dibanding dengan KSP.

4.2 Profil KSP dan Kopdit Tingkat Kabupaten/Kota

          Memperkuat hasil diskriftip diatas, hasil analisis one way anova pada Tabel 2, menjelaskan, bahwa kopdit dan KSP berbeda secara signifikan dalam kriteria Jumlah Anggota, Modal Sendiri, Modal Luar, Modal Pemerintah dan SHU (Sig. < 0.05). Dimana kopdit memiliki nilai lebih besar dalam kriteria-kriteria tersebut dibandingkan dengan KSP sedangkan dalam kriteria Total Aset tidak berbeda secara signifikan antara kopdit dengan KSP (Sig. = 0.127).

Tabel 2. Deskripsi Data Kopdit dan KSP 5 Provinsi
Keterangan:
a. Rata-rata dari data yang ada
b. Standar Deviasi (Simpangan Baku)
c. Nilai Signifikasi dari Uji Ragam Satu Arah (One-Way ANOVA), berbeda secara signifikan jika
    Sig. < 0.05 (Taraf nyata 5%)

          Pada tabel 3 menjelaskan bahwa kriteria antara kopdit dan KSP berbeda secara signifikan di provinsi Sumatera Utara adalah Jumlah Anggota dan SHU, dimana untuk kedua kriteria tersebut kopdit memperlihatkan nilai yang lebih besar.

            Diantara 5 kriteria antara kopdit dan KSP yang dianalisis pada provinsi Jawa Barat tampak berbeda secara signifikan hanya SHU, dimana SHU kopdit lebih rendah dibandingkan dengan SHU KSP (Tabel 2).

          Terdapat 4 kriteria antara kopdit dan KSP yang berbeda secara signifikan di provinsi Bali yaitu jumlah anggota, modal sendiri, total aset, dan SHU. Dimana untuk kriteria jumlah anggota, modal sendiri dan SHU, kopdit memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan KSP. Namun untuk kriteria total aset, KSP lebih tinggi dibandingkan dengan kopdit (Tabel 2).

Tabel 3. Deskripsi Data Kopdit dan KSP Masing-Masing Provinsi

Keterangan:
a. Rata-rata dari data yang ada
b. Standar Deviasi (Simpangan Baku)
c. Nilai Signifikasi dari Uji Ragam Satu Arah (One-Way ANOVA), berbeda secara signifikan jika Sig. <         0.05 (Taraf nyata 5%)









4.3 Implementasi Prinsip-Prinsip Koperasi

          Hasil kajian implementasi prinsip-prinsip koperasi pada KSP dan kopdit di provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Bali dan Kalimantan Barat menjelaskan bahwa nilai skor penerapan prinsip-prinsip koperasi pada KSP dan kopdit adalah nilai skor KSP sebesar 73,356 dan kopdit 89,94. Artinya, adalah bahwa KSP dalam mengimplementasi prinsip prinsip koperasi lebih lemah dibanding dengan kopdit.

1). Keanggotaan Sukarela dan Terbuka
2). Pengendalian oleh Anggota Secara Demokratis
3). Partisipasi Ekonomi Anggota
4). Otonomi dan Kemandirian
5). Pendidikan dan Pelatihan
6). Kerjasama Diantara Koperasi
7). Kepedulian Terhadap Komunitas.

Nilai Skor KSP dan Kopdit Penerapan Prinsip Koperasi di 4 Provinsi Provinsi (Sumut, Jabar, Bali, Kalbar)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar