Jumat, 02 November 2012

Jurnal 3 - Metode Kajian


Review

Kajian Tentang Keterkaitan Koperasi Sekunder dengan Koperasi Primer Anggotanya*)

*) Kajian Asdep Urusan Penelitian Koperasi tahun 2007.
Artikel diterima 24 April 2009, peer review 24 April 2009, review akhir 7 Juli 2009
**) Kabid. Kehutanan, Deputi Bidang Produksi (koordinator kajian)
***) Peneliti pada Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK

Oleh :
Togap Tambunan**) dan Jannes Situmorang***)


III. METODE KAJIAN

3.1 Obyek Kajian

           Obyek kajian ini mencakup: (1) Koperasi sekunder tingkat provinsi (pusat dan gabungan), dan (2) Koperasi primer anggota.

3.2 Lokasi dan Waktu Kajian

           Kajian ini telah dilaksanakan pada 8 provinsi yang memiliki koperasi sekunder masing-masing: Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Barat.

3.3 Metode Penarikan Sampel (Sampling Methode)

           Penarikan sampel pada objek kajian dilakukan dengan metode Purposive Sampling. Dari lokasi kajian yang telah ditentukan, kemudian dipilih koperasi sekunder dan primer anggota sebagai sampel. Sampel koperasi sekunder tingkat provinsi dan koperasi primer anggota dipilih berdasarkan informasi dari dinas koperasi provinsi setempat. Koperasi sekunder dimaksud adalah yang masih aktif dan memiliki keterkaitan dengan koperasi anggotanya. Responden penelitian ini adalah pengurus koperasi sekunder dan pengurus koperasi primer anggotanya.

3.1 Jenis Data

           Data yang dikumpulkan sebagai bahan analisis terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari para responden melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun secara terstruktur. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari laporan-laporan Kementerian Koperasi dan UKM, BPS tingkat provinsi, dinas koperasi tingkat provinsi dan kabupaten, dan dari masing-masing koperasi.

3.2 Seleksi Fungsi-fungsi Keterkaitan

           Keterkaitan antara koperasi sekunder dengan koperasi primer dapat dilihat dari pelaksanaan fungsi-fungsi diantara mereka. Fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan oleh masing-masing tentu sangat banyak. Seleksi fungsi-fungsi tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Petunjuk Pemeringkatan Koperasi Berkualitas dan Koperasi Berprestasi. Diperoleh 25 fungsi yang layak dijadikan faktor yang menentukan keterkaitan dimaksud. Fungsi-fungsi tersebut dikelompokkan dalam tiga bagian masing-masing: (1) Fungsi kelembagaan, (2) Fungsi usaha, dan (3) Fungsi penunjang. Definisi fungsi-fungsi tersebut adalah:

A. Kelembagaan

FA1 : memberikan bimbingan dan advokasi keanggotaan
FA2 : memberikan masukan mengenai RAT (menghadiri, mengarahkan)
FA3 : ikut menyusun rencana kerja dan RAPB Koperasi Sekunder
FA4 : memberikan pelatihan manajerial koperasi
FA5 : menegakkan implementasi nilai-nilai koperasi
FA6 : memberikan pelatihan organisasi koperasi
FA7 : memberikan pelatihan keanggotaan koperasi
FA8 : mengadakan pertemuan khusus, ilmiah (seminar, lokakarya)
FA9 : membangun kerjasama antara koperasi anggota
FA10 : mengupayakan kemitraan dengan pihak ketiga
FA11 : mengadakan pertemuan secara periodik
FA12 : menghadiri RAT Koperasi Sekunder
FA13 : membagikan SHU kepada anggota
FA14 : memenuhi kewajiban.

B. Usaha

FB1 : membantu penyusunan business plan (rencana kerja)
FB2 : membantu dan membangun jaringan pemasaran
FB3 : membantu pengolahan/proses produksi
FB4 : membantu permodalan/pembiayaan produksi
FB5 : membantu promosi
FB6 : mengadakan temu usaha.

C. Penunjang

FC1 : membantu administrasi bisnis (pembukuan, akuntansi, dll)
FC2 : membantu manajemen
FC3 : membantu sistem informasi
FC4 : membantu penyebaran informasi
FC5 : membantu image (citra) koperasi.

Keterangan :
Fungsi FA1, FA2, FA4 sampai FA11, dan FA13; FB1 sampai FB6 dan FC1 sampai FC5 dilaksanakan oleh koperasi sekunder kepada koperasi primer anggota, sedangkan fungsi F3, F12 dan F13 dilaksanakan oleh koperasi primer anggota kepada koperasi sekunder.


3.3 Metode Analisis Data

a). Uji Chi Square (Uji 2χ)

       Keterkaitan antara koperasi sekunder dengan koperasi primer anggotanya dapat dianalisis dengan metode Chi-Square (uji 2χ) dengan rumus:




Keterangan :
2χ = Chi – Square
fo = Frekuensi yang diperoleh dari sampel (hasil observasi)
fh = Frekuensi yang diharapkan atau disebut juga frekuensi teoritis.

           Untuk mendapatkan nilai Chi-Square, ditempuh beberapa langkah yakni: 1). Data frekuensi ditabulasi, 2). Dihitung frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis), dan 3). Menghitung nilai Uji Chi-Square berdasarkan rumus (1). Untuk menghitung nilai dari frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis), digunakan rumus pada persamaan (2).

b). Uji Signifikansi

           Uji siginifkansi digunakan untuk menunjukkan bahwa apakah ada hubungan yang signifikan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dalam penelitian ini, uji signifikansi digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara koperasi sekunder dengan koperasi primer anggotanya melalui fungsi-fungsi yang mereka lakukan. Hipotesis yang digunakan adalah hipotesis nol/nihil (H0) dan hipotesis tandingan/alternatif (H1).

c). Koefisien Kontingensi (C)

           Koefisien kontingensi digunakan untuk mengukur derajat hubungan, asosiasi, atau dependensi dari klasifikasi-klasifikasi dalam tabel kontingensi. Derajat hubungan di sini menunjukkan ada korelasi atau tidak antara kolom dan baris tabel kontingensi, dan apakah hubungan tersebut kuat atau tidak kuat. Rumus koefisien kontingensi adalah :
nC+=22χχ ........................................................................... (3)

dimana :
C = Koefisien kontingensi
2χ = Nilai chi- square
n = Besar sampel.

           Hasil koefisien kontingensi (C) berkisar antara nol hingga satu. Jika C = 0 maka tidak terdapat keterkaitan antara koperasi sekunder dengan koperasi primer anggotanya. Jika C = 1 maka terdapat keterkaitan yang sangat kuat diantara keduanya, dan jika C > 0.5 maka terdapat keterkaitan antara keduanya dan keterkaitan tersebut dikatakan cukup kuat. Sedangan jika C < 0.5 maka terdapat keterkaitan antara keduanya namun keterkaitan tersebut lemah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar